Minggu, 01 Agustus 2010

Legenda Candi Prambanan

Candi Prambanan, pada abad ke-9, Dinasty Sanjaya membangun sebuah

Candi Prambanan

candi setinggi 47 meter (lebih tinggi dari candi Borobudur). Candi Prambanan ini di bangun untuk membuktikan kekuatan Hindu di tanah Jawa, pada masa pemerintahan dua raja, yaitu Rakai Pikatan, dan Rakai Balitung.

Candi Prambanan memiliki 3 candi utama yang memiliki 3 altar yang di bangun untuk tempat pemujaan Dewa Trimurti. Yaitu:

Candi Syiwa, yang terletak di tengah dan merupakan bangunan paling tinggi, di dalammnya terdapat 4 buah ruangan yang salah satu ruangannya, yaitu ruangan utama berisi patung arca Syiwa yang juga di kenal sebagai Dewa Perusak. Ketiga ruangan yang lain masing-masing berisi arca Durga (istri Syiwa, yang konon disebut-sebut sebagai Roro Jonggrang), Agastya (guru Syiwa) dan Ganesha (anak Syiwa).

Candi Wisnu terletak di sebelah utara candi Syiwa. Di dalam candi ini hanya ada satu ruangan yang di dalamnya terdapat arca Wisnu yang juga di kenal sebagai Dewa Pencipta. Sama halnya dengan Candi Wisnu, Candi Brahma yang terletak di sebelah selatan candi Syiwa, juga hanya memiliki satu ruangan dengan arca Brahma di dalamnya. Brahma di kenal dengan Dewa Penjaga.

Di depan setiap candi, terdapat candi-candi kecil yang di sebut juga candi wahana. Di sebut begitu karena di dalam candi-candi pendamping ini, terdapat patung binatang yang konon biasa di pakai sebagai tunggangan atau wahana atau kendaraan bagi para Dewa tersebut. Lembu nandi adalah kendaraan Syiwa, burung Garuda adalah tunggangan Wisnu dan Brahma mengendarai Angsa.

Seperti candi-candi lain yang kaya dengan reliefnya, Candi Prambanan juga memilki relief yang dipahatkan di pagar langkan. Di Candi Syiwa dan Candi Brahma terdapat relief cerita Ramayana, sedangkan di Candi Wisnu terdapat relief cerita Kresnayana. Relief lain yang menarik adalah pohon Kalpataru yang di gambarkan tengah mengapit singa yang dalam agama Hindu dianggap sebagai pohon kehidupan. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat pada masa itu sudah begitu arif mengolah alam dan lingkungannya.

Apabila kita memasuki candi utama dari utara, maka kita akan menemukan sebuah patung putri yang sangat cantik, Roro Jonggrang. Patung ini berhubungan erat dengan kisah atau legenda yang dipercaya masyarakat, yang melatarbelakangi berdirinya Candi Prambanan atau Candi Roro Jonggrang


Cerita yang menyertai berdirinya candi Prambanan, adalah kisah Roro Jonggrang. Putri raja Boko yang sangat cantik. Dahulu kala di daerah Prambanan berdiri dua buah kerajaan Hindu yaitu Kerajaan Pengging dan Keraton Boko. Putra mahkota Kerajaan Pengging, Bandung Bondowoso, terpesona melihat kecantikan Roro Jonggrang dan berniat untuk meminangnya.

Kerajaan Pengging adalah sebuah kerajaan subur dan makmur di bawah kepemimpinan Raden Damar Moyo seorang yang arif dan bijaksana. Putra mahkota kerajaan Pengging adalah Bandung Bondowoso.

Keraton Boko sendiri berdiri di bawah pemerintahan Kerajaan Pengging. Diperintah oleh raja lalim, Prabu Boko yang tidak berujud manusia, melainkan raksasa pemakan daging manusia. Patihnya bernama Patih Gupolo. Meski Prabu Boko berujud raksasa, tetapi sang Prabu memiliki putri yang cantik jelita bernama Roro Jonggrang.

Ambisi untuk menguasai Kerajaan Pengging membuat Prabu Boko memberontak. Maka terjadilah perang antara Kerajaan Pengging dan Keraton Boko. Akhirnya Raden Damar Moyo mengutus putranya Bandung Bondowoso untuk turun ke medan perang dan menaklukkan Prabu Boko. Benar saja, dengan kesaktiannya, Bandung Bondowoso berhasil mengalahkan dan membinasakan Prabu Boko.

Mengetahui rajanya tewas, Patih Gupolo melarikan diri, dan segera setelah

Patung Gupolo

sesampainya di Keraton Boko, sang Patih segera melaporkan tewasnya raja Boko di tangan satria Pengging bernama Bnadung Bondowoso kepada putri sang Prabu, Roro Jonggrang.

Sesampainya Bandung Bondowoso di Keraton Boko dan melihat kecantikan sang putri, Bandung Bondowoso ingin mempersuntingnya. Tetapi karena telah mengetahui bahwa dialah yang telah m,embunuh ayahandanya, Roro Jonggrang tidak menginginkan pernikahan itu.
Maka, untuk menolak pinangan sang putra mahkota Pengging, dia mengajukan syarat, yaitu : Roro Jonggarang bersedia dijadikan istri oleh Banadung Bondowoso, asal dia di buatkan 1000 candi dalam satu malam, dan sebuah sumur.

Raden Bandung menyanggupi kedua permintaan sang putri Roro Jonggrang, dan segeralah Raden Bandung membuat sumur Jala Tunda dan setelah jadi ia memanggil putri Roro Jonggrang untuk melihat sumur. Kemudian putri Roro Jonggrang menyuruh Raden Bandung masuk ke dalam sumur. Dan setelah Raden Bandung sampai di bawah, putri memerintah Patih Gupolo menimbun sumur dengan batu. Dan Raden Bandung Bondowoso pun tertimbun batu di dalam sumur, dan putri Roro Jonggrang dan Patih Gupolo menganggap bahwa Raden Bandung telah mati di dalam sumur, akan tetapi di dalam sumur ternyata Raden Bandung belum mati maka ia bersemedi untuk keluar dari sumur, ternyata Raden Bandung dapat keluar dari sumur dengan selamat.

Raden Bandung Bondowoso kembali menemui putri Roro Jonggrang dengan marah besar karena telah menimbun Raden Bandung di dalam sumur, tetapi karena kecantikan putri Roro Jonggrang kemarahan Raden Bandung menjadi mereda. Kemudian putri Roro Jonggrang menagih janji permintaan yang kedua kepada Bandung Bondowoso untuk membuatkan 1000 candi dalam satu malam.
Maka segeralah Raden Bandung memerintahkan para jin-jin untuk membuat 1000 candi, akan tetapi di lain pihak putri Roro Jonggrang ingin mengagalkan usaha Bandung membuat candi. la memerintahkan para gadis disekitar Prambanan untuk menumbuk padi dan membakar jerami supaya kelihatan terang untuk pertanda pagi sudah tiba dan ayampun berkokok bergantian.
Mendengar ayam berkokok dan orang menumbuk padi serta ditimur kelihatan terang maka para jin berhenti membuat candi. Para jin melaporkan pada Raden Bandung Bondowoso bahwa jin tidak bisa meneruskan membuat candi yang kurang satu karena pagi sudah tiba. Akan tetapi menurut firasat Raden Bandung, pagi hari belumlah tiba.

Maka dipanggilah putri Roro Jonggrang disuruh menghitung jumlah candi yang telah dibuat dan ternyata jumlahnya baru 999 candi, jadi yang belum selesai, tinggal satu candi lagi. Maka putri Roro Jonggrang tidak mau dipersunting Raden Bandung.
Karena merasa ditipu dan dipermainkan maka Raden bandung murka sekali dan mengutuk putri Loro Jonggrang “Hai Roro Jonggrang 1000 candi kurang satu dan genapnya seribu candi dan engkaulah orangnya”.

Durga (Roro Jonggrang)

Dan segera putri Roro Jonggrang berubah ujud menjadi arca patung batu. Dan sampai sekarang arca patung Loro Jonggrang masih ada di Candi Prambanan dan Raden Bandung Bondowoso mengutuk para gadis di sekitar Prambanan menjadi perawan kasep (perawan tua), karena telah membantu putri Roro Jonggrang.

Dan menurut kepercayaan orang dahulu bahwa pacaran di Candi Prambanan akan putus cintanya.

1 komentar:

  1. artikel nya baguus ..
    mau tanya jugga ..
    kalo batuan yang dipakai candi prambanan itu jenis batuan apa y ..
    truss asalnya darri mana ?

    kalo bisa kasih tau jawaban nya k email aku y ..
    sitbeppin252@yahoo.com ..
    thx before

    BalasHapus

ingat saudaraku!!!!

Barang siapa yang memelihara ketaatan

Kepada ALLAH di masa muda dan masa kuatnya,

maka ALLAH akan memelihara kekuatannya

disaat tua dan saat kekuatannya melemah.

Ia akan tetap di beri kekuatan, pendengaran,

penglihatan, kemampuan berpikir dan kekuatan akal.

(ibnu Rajab Al-Hambali)


idza shadaqa al 'azamu wadla'a al sabil

Hanya orang yang mau berfikirlah yang meghargai kita, menghargai arti penting dawah. Aku ingat dalam catatan harian Soe Hok Gie ia pernah menuliskan

(Don’t think you can frighten me by telling me that I am alone. God is alone……….
the loneliness of God is his strength…)


Icetea Ghizha
Icetea Ghizha
Create Your Badge

BELAHAN JIWAKU

BELAHAN JIWAKU
saudara seperjuangan di SKI FISIP UNAIR tercinta