Selasa, 13 Juli 2010

Cintaku padaMu menghantarkan ku pada Taubat

Di antara konsekuensi orang yg percaya dan bertauhid kepada Allah Ta’ala adl senantiasa melakukan muhasabah atas berbagai kelalaiannya dalam memenuhi hak-hak Allah. Ia hendaknya selalu mengingat yaumal hisab terus memperbanyak bekal sehingga tidak termasuk orang yg menyesal dan merugi pada hari yg penyesalan tiada berguna lagi.

Muhasabah ini hendaknya didasar-kan pada Kitabullah dan Sunnah Rasulullah krn keduanya itulah hakim yg adil dan timbangan yg jujur. Barang siapa meninggalkan keduanya maka akan tersesat sebaliknya bagi yg berpegang teguh dengannya berarti ia telah mendapat petunjuk Allah. Muhasabah yg benar adl mu-hasabah yg diikuti dgn berserah diri dan bertaubat kepada Allah semata.

Taubat adl permulaan amal shaleh. Setiap kali seseorang mendekat-kan diri kepada Allah hendaknya selalu disertai taubat kepadaNya. Sebab seorang mukmin adl orang yg senantiasa merasa lalai meskipun ia sesungguhnya telah mencapai derajat ahli ibadah. Allah menjadikan taubat sebagai sebab kemenangan. “Dan bertaubatlah kalian kepada Allah hai orang-orang yg beriman supaya kamu beruntung.” Barangkali rahasia ditujukannya seruan taubat -dalam ayat di atas- kepada orang-orang beriman adl utk memberikan pemahaman bahwa taubat itu tak saja krn dosa yg dilakukan tetapi juga krn perasaan lalai dan lengah dalam memenuhi hak-hak Allah. Semakin dekat seorang hamba kepada Tuhannya ia akan semakin mengetahui kelengahan dan kelalaian dirinya.

Disebutkan dalam hadits Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam -sedang beliau adl hamba yg paling dekat kepada Allah- “Wahai manusia bertaubatlah kalian kepada Allah dan mohon ampunlah kepadaNya sesungguhnya aku bertaubat dalam sehari sebanyak seratus kali.

Padahal Allah Ta’ala melindungi beliau dari segala dosa dan menjaganya dari kelalaian tetapi pengetahuan beliau akan hak-hak Allah menjadikan beliau merasa masih saja lalai dalam memenuhi hak-hak Allah. Disinilah di antara rahasia firman Allah “Sesungguhnya yg takut kepada Allah di antara hamba-hambaNya hanyalah ulama.

Karena itu dalam banyak ayat Allah Ta’ala memerintahkan kita supaya cepat bertaubat demikian pula anjuran Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dalam banyak haditsnya sehingga kita tergolong orang yg berlomba-lomba dalam mendapatkan kebaikan dan tidak termasuk orang-orang yg lengah. “Hai orang-orang yg beriman bertaubatlah kepada Allah dgn taubat yg semurni-murninya mudah-mudahan Tuhan kamu akan menghapus kesalahan-kesalahanmu dan memasuk-kan kamu ke dalam surga yg mengalir di bawahnya sungai-sungai pada hari ketika Allah tidak menghinakan Nabi dan orang-orang yg beriman yg bersama dgn dia sesungguhnya cahaya mereka memancar di hadapan dan sebelah kanan mereka sambil mereka mengatakan “Ya Tuhan kami sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan ampunilah kami sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.

Dan barangsiapa tidak bertaubat maka mereka itulah orang-orang yg zhalim.” Orang yg tidak bertaubat kepada Rabbnya adl orang yg menganiaya diri sendiri krn ia tidak mengetahui Rabbnya tidak memahami hak-hakNya padahal betapa besar hak-hak Allah atas dirinya. Taubat dianjurkan dalam tiap saat. Rasul Shallallahu ‘Alaihi Wasallam telah bersabda “Sesungguhnya Allah Ta’ala membentangkan tanganNya pada malam hari agar pendosa di siang hari bertaubat dan membentangkannya pada siang hari agar pendosa pada malam hari bertaubat hingga matahari terbit dari arah barat.” . Dalam hadits lain disebutkan “Sesungguhnya Allah Ta’ala menerima taubat hamba selama ruhnya belum sampai di tenggorokan.

Jika taubat krn merasa lengah dan lalai -dalam hak Allah- adl wajib atas manusia maka taubat krn dosa tentu hukumnya lbh wajib. Jika yg pertama mengakibatkan derajat kemuli-aannya berkurang maka yg kedua mengakibatkannya berada pada derajat yg terendah. Sungguh amat jauh perbedaan antara orang yg meminta tambahan ni’mat dgn orang yg ingin bebas dari neraka Jahim.

Taubat kepada Allah Ta’ala tidak membutuhkan perantara sehingga ia dikabulkan juga tidak memerlukan pengakuan dosa di hadapan salah seorang manusia. Tiada lain yg mesti dilakukan oleh orang yg bertaubat kecuali ia harus memohon ampun langsung kepada Allah. Dan sungguh Allah lbh gembira dgn taubat hambaNya melebihi kegembiraan seorang ibu yg menemukan kembali anaknya yg hilang setelah putus asa mencarinya. “Sungguh Allah lbh gembira dgn taubat hambaNya daripada seorang darikamu yg menemukan kembali ontanya sedang ia telah kehilangan daripadanya di gurun tandus.

Demi Dzat yg jiwaku ada di tanganNya seandainya kalian tidak melakukan dosa niscaya Allah akan melenyapkan kalian dan tentu akan mendatangkan suatu kaum yg melakukan dosa kemudian mereka memohon ampun kepada Allah sehingga Allah mengampuni mereka.

Sungguh salah besar orang yg mengira bahwa taubat harus dgn pengakuan di hadapan seorang syaikh sehingga bisa diterima. Pintu taubat senantiasa terbuka bagi siapa saja yg menginginkan taubat selama ruhnya masih belum sampai ke tenggorokan atau matahari terbit dari arah barat. Allah berfirman “Sesungguhnya taubat di sisi Allah hanyalah taubat bagi orang-orang yg mengerjakan kejahatan lantaran kejahilan yg kemudian mereka bertaubat dgn segera maka mereka itulah yg diterima Allah taubatnya dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. Dan tidaklah taubat itu diterima Allah dari orang-orang yg mengerjakan kejahatan hingga apabila datang ajal kepada seseorang di antara mereka ia mengatakan “Sesungguhnya saya bertaubat sekarang.” Dan tidak orang-orang yg mati sedang mereka dalam kekafiran. Bagi orang-orang itu telah Kami sediakan siksa yg pedih.

Tidaklah mereka mengetahui bahwasanya Allah menerima taubat dari hamba-hambaNya dan menerima zakat dan bahwasanya Allah Maha Penerima taubat lagi Penyayang.” Sebagian orang berlebih-lebihan dalam melakukan ziarah ke kubur Nabi. Mereka memohon agar Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam meminta-kan ampun utk mereka seperti ketika beliau masih hidup. Mereka mendasar-kan perbuatan tersebut kepada ayat “Sesungguhnya jikalau mereka ketika menganiaya dirinya datang kepadamu lalu memohon ampun kepada Allah dan Rasulpun memohon-kan ampun utk mereka tentulah mereka mendapatai Allah Maha Pene-rima taubat lagi Maha Penyayang.

Sungguh jauh berbeda antara orang yg datang kepada Rasul Shallallahu ‘Alaihi Wasallam ketika beliau masih hidup dgn orang yg datang setelah beliau wafat dan berada di kuburnya. Benar dan tidak diragukan lagi bahwa Rasul Shallallahu ‘Alaihi Wasallam hidup dalam kuburnya tetapi kehidupan itu tidak seperti kehidupan beliau di dunia. Tidak ada yg mengetahui hakekat kehidupan itu selaih Allah Ta’ala. Allah berfirman kepada NabiNya “Sesungguhnya engkau akan mati dan mereka akan mati “. Bahkan hingga orang yg datang kepada Nabi -saat beliau masih hidup- agar dimintakan ampun kepada Allah tetapi memang tidak berhak mendapat ampunan Allah nisaya Allah tidak akan mengampuni dirinya. Allah berfiman kepada RasulNya “Kamu memohonkan ampun bagi mereka atau tidak kamu memohonkan ampun bagi mereka . Kendatipun kamu memohonkan ampun bagi mereka tujuh puluh kali namun Allah sekali-kali tidak akan memberi ampun kepada mereka.

Permohonan ampun dan do’a orang hidup utk orang hidup lainnya adl dibolehkan dan dianjurkan. Bahkan Allah memerintahkan agar orang-orang beriman mendo’akan orang-orang yg lbh dahulu beriman. Allah berfiman “Dan orang-orang yg datang sesudah mereka mereka berdo’a “Ya Tuhan kami beri ampunlah kami dan para saudara kami yg telah beriman lbh dahulu dari kami.” . Dalam tafsir ayat “Sesungguhnya jikalau mereka ketika menganiaya dirinya datang kepadamu lalu memohon ampun kepada Allah dan Rasulpun memohonkan ampun utk mereka tentulah mereka mendapati Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.

Salah seorang ulama berkata Allah Maha Penerima Taubat dalam tiap saat bagi siapa saja yg bertaubat. Allah Maha Penyayang dalam tiap saat bagi siapa yg mau kembali .. Orang-orang yg mendapatkan turunnya ayat ini mereka mempunyai kesempatan utk dimohonkan ampun oleh Rasulullah tetapi masa itu kini telah lama berakhir tinggallah pintu Allah yg senantiasa terbuka dan tak pernah dikunci. Sedang janji Allah tetap tegak dan tiada pernah batal. Karena itu barangsiapa yg ingin maka hendaknya segera bertaubat.

Semakin rahasia taubat dilakukan semakin lbh berpeluang utk dikabulkan dan semakin jauh pula dari sifat riya’ yg sering menyelimuti amal manusia. Dalam hadits shahih tentang tujuh orang yg diberi perlindungan pada hari kiamat di antaranya disebutkan “ .. dan orang yg selalu meng-ingat Allah di kesepian sehingga air matanya mengalir.

Dalam Al Qur’an disebutkan beberapa sifat orang bertaqwa yg kelak pada hari kiamat akan tinggal di surga di antaranya “Dan di akhir-akhir malam mereka memohon ampun ” . Sebab pada waktu-waktu akhir malam adl waktu munajat dan khalwat antara hamba dgn Rabbnya. Waktu yg tiap kali Allah turun ke langit bumi seraya berfirman “Adakah orang yg bertaubat sehingga Aku menerima taubatnya? adakah orang yg memohon ampun sehingga Aku mengampuninya? adakah orang yg meminta sehingga Aku memberinya? hingga terbit fajar.

Disadur dari Majalah At Tauhid As Syaikh Abdul Latif Muhammad Badr

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ingat saudaraku!!!!

Barang siapa yang memelihara ketaatan

Kepada ALLAH di masa muda dan masa kuatnya,

maka ALLAH akan memelihara kekuatannya

disaat tua dan saat kekuatannya melemah.

Ia akan tetap di beri kekuatan, pendengaran,

penglihatan, kemampuan berpikir dan kekuatan akal.

(ibnu Rajab Al-Hambali)


idza shadaqa al 'azamu wadla'a al sabil

Hanya orang yang mau berfikirlah yang meghargai kita, menghargai arti penting dawah. Aku ingat dalam catatan harian Soe Hok Gie ia pernah menuliskan

(Don’t think you can frighten me by telling me that I am alone. God is alone……….
the loneliness of God is his strength…)


Icetea Ghizha
Icetea Ghizha
Create Your Badge

BELAHAN JIWAKU

BELAHAN JIWAKU
saudara seperjuangan di SKI FISIP UNAIR tercinta