Bulan ini bundar....yah bundar... seperti binarnya matamu dirintik hujan setahun yang lalu
Rintik hujan yang membasahi peluh di wajahmu, hingga aku sulit melihat mana keringat dan mana tetesan hujan.......
Bundar bulan malam ini mengingatkan aku pada.... yah padamu...
Seorang pria tanggung dengan kacamata menghiasi wajahnya, menambah tegas garis mandibula dan maxilanya... membuatku malam itu menatap sayu peluhnya........
Yah malam itu sebuah hati tanpa peilik di ketuk tanpa ketukan.... derasnya hujan menambah volume ruang hatiku malam itu...yah penuh.... seperti penuhnya bulan malam ini....
Namun aku tak menemukan cahaya seterang bulan penuh malam ini di hatiku sekarang..... kemana terangnya...toh dulu sudah ku isi dengan air hujan “cinta” di malam itu...seharusnya bulan malam ini mampu membuat hatiku memantulkan cahayanya......tapi...................
Yah pria tanggung itu....
Kemana dia???
Yah dia sekarang sedang berada di kota Daha ibu kota kerajaan Panjalu pada masa lalu... dia lebih memilih disana.... L
Bulan itu masih menatapku
Aku menunggunya
Tapi ia berbeda
Ia tak pernah peduli aku
Ada apa dengannya???
Atau?????????????? Hilang..yah mungkin dia hilang....tak da lagi dihatiku.....BUKAN.. bukan tak ada di hatiku... justru ia terlalu tersimpan di dalam hatiku hingga aku bingung bagaimana bisa aku keluarkan ia..... aku menyimpan air hujan dan kenangan 1 tahun itu... dan mulai malam itu aku mengunci mati hatiku.....
Apaa di membawa kuncinya>??? Hatinya??? Assshhh mungkin daun merah hati yang kutaruhdi hatinya, ketika ia membersihkannya dia lupa memasukkannya.... dan ketika dia berangkat bayar listrik, daun merah jambu itu lupa ia masukkan kembali ...terhempas angin dan hilang__________________
NB : buat Chie-Chie...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar